Friday, June 23, 2017



Pada bagian-1, Tim Zona Pertahanan telah mengulas secara ringkas mengenai Perbedaan Klasifikasi kapal perang. Dalam tulisan tersebut dibahas Perbedaan Klasifikasi Kapal Perang dari kelas Kapal Penjelajah (Cruiser), Kapal Perusak (Destroyer), Kapal Fregat (Frigate) dan Kapal Korvet (Corvette).

Pada tulisan ini, Tim Zona Pertahanan akan mengulas juga secara ringkat mengenai Perbedaan Klasifikasi Kapal Perang dari tipe Kapal Tempur (Battleship) dan Kapal Induk (Carrier).


·    KAPAL TEMPUR (BATTLESHIP)
Kapal Tempur / kapal perang atau Battleship adalah kapal perang berukuran raksasa yang diperlengkapi dengan sejumlah meriam kaliber besar yang ditempatkan pada beberapa kubah (turret). Misi utama Battleship adalah membombardir posisi musuh baik yang berada di tepi laut maupun di daratansesaat sebelum operasi pendaratan pasukan dilancarkan.

Pada abad ke-19 dan 20, mempersenjatai diri dengan Battleship ini bagi sebuah negara adalah sebuah keharusan, jika negara tersebut ingin mempertahankan supremasinya di wilayah laut. 

Walaupun istilah  Battleship dan Warship, sama-sama memiliki arti Kapal Perang, namun istilah Battleship  lebih khusus penggunaannya, sementara Warship digunakan lebih umum. 

Battleship memiliki sejarah yang sangat panjang. Sesungguhnya istilah warship berangkat dari istilah battleship itu sendiri. Pada abad ke-18, belum dikenal pengklasifikasian kapal perang secara spesifik. 

Pada mulanya kapal perang adalah kapal dagang biasa. Namun serangkaian konfrontasi politik di antara negara-negara yang bersaing dalam merebut daerah-daerah baru di wilayah dunia bagian timur, dan juga karena sering timbulnya gangguan dari para perompak dan bajak laut, sehingga kapal-kapal dagang tersebut akhirnya dilengkapi dengan senjata besar seperti meriam. Dan lama-kelamaan, sebuah kapal dagang diubah peruntukannya menjadi Kapal Perang atau Battleship.

Pada pertengahan abad ke-18, mulailah dibangun kapal-kapal yang secara spesifik diperuntukkan sebagai sebuah kapal perang. Dengan rancangan khusus lunas kapal yang lebih tebal, disertai dengan desain penempatan meriam di kedua sisi lambung kapal serta gudang-gudang amunisi di bagian bawah lambung kapal, maka sejumlah negara di eropa mulai membangun angkatan lautnya.

Semenjak awal abad ke-20, Battleship mulai ramai digunakan oleh negara-negara penguasa lautan pada saat itu, sebutlah Inggris, Perancis, Spanyol, Purtugis dan Italia. Kapal Battleship dianggap sebagai perlambang kekuatan dan ketangguhan sebuah angkatan laut. Sehingga kiprahnya sebagai pengawal kedaulatan sebuah negara dibuktikan pada perang dunia ke-1, ke-2, kemudian saat era perang dingin hingga era akhir abad ke-20.

Negara yang mengoperasikan Battleship terakhir adalah Amerika. Dengan Battleship-nya yang bernama USS Iowa yang memasuki masa purna bhaktinya pada tahun 1993 setelah melaksanakan pengabdiannya di jajaran angkatan laut Amerika selama 47 tahun. 

Penggunaan Battleship di penghujung abad ke-20 dianggap oleh sebagian besar negara-negara di dunia sudah tidak efisien lagi. Karena amunisi kaliber besar yang dibawanya, yaitu antara 14 – 16 inch, telah tergantikan dengan kehadiran misil-misil canggih jarak jauh yang dapat dikendalikan serta memiliki akurasi tinggi. Di samping itu, posturnya yang tergolong masiv untuk ukuran kapal perang, dinilai kurang lincah dan cenderung malah menjadi sasaran empuk bagi lawan, terutama rawan terhadap torpedo dan rudal.

Oleh karena itu, kehadiran kapal-kapal perang dengan tonase lebih kecil, seperti Kapal Penjelajah, Kapal Perusak dan Fregat, secara alamiah telah menggeser kedudukan battleship yang kiprahnya sudah melegenda selama berabad-abad.

Selain itu, Kapal Induk yang sejak dekade awal abad ke-20 selalu berdampingan dengan Battleship pada pertempuran laut, ikut memberikan kontribusi terhadap mati surinya peranan Battleship pada peperangan laut di era modern. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa Kapal Induk dapat membawa pesawat tempur dalam jumlah banyak. Di mana pesawat-pesawat tempur tersebut dapat terbang ke daerah musuh bahkan ke garis belakang lawan dengan membawa bom-bom yang berakurasi tinggi. Selain itu, Kapal Induk juga memiliki daya hancur terhadap sasaran secara lebih destruktif sekaligus berperan sebagai tameng terhadap serangan pesawat lawan yang mana hal tersebut sulit dilakoni oleh Battleship.

Lanjut ke perawakannya, sebagai gambaran USS Iowa, Battleship ini memiliki karakteristik umum berupa tonasenya yang besar, yaitu antara 40.000 hingga 57.000 ton. Dengan panjang sekitar 270 meter dan lebar 33 meter, Battleship dapat diawaki oleh sekitar 2.500 personil. Dan dengan propulsi dari 4 mesin diesel raksasa, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan 33 knot (61 km/jam).

Ciri yang paling mencolok dari kapal perang jenis ini adalah berupa barisan kubah besar yang bertengger di atasnya. Kubah-kubah tersebut merupakan rumah bagi beberapa moncong meriam ukuran jumbo. Selain itu Battleship memiliki lambung yang lebar, dengan dilengkapi Conning Tower (menara pengintai) yang cukup tinggi.

Pada era perang dunia ke-2, Battleship dipersenjatai dengan cannon kaliber besar dan sejumlah meriam anti pesawat. Namun di masa perang dingin, selain cannon kaliber besar, Battleship juga dilengkapi dengan rudal penjelajah Tomahawk, rudal anti-kapal sejenis Harpoon dan senapan mesin otomatis penangkis serangan udara seperti Phalanx CIWS kaliber 20mm.

·    KAPAL INDUK (AIRCRAFT CARRIER)

Kapal induk atau yang dalam istilah asingnya disebut Aircraft Carrier, adalah kapal perang yang dibangun untuk digunakan sebagai pangkalan udara terapung dan dapat berpindah-pindah. 

Kapal perang ukuran raksasa ini, dibangun dalam berbagai ukuran. Mulai dari 22.000 ton yang disebut Light Aircraft Carrier, hingga 100.000 ton yang disebut sebagai Super Aircraft Carrier

Pada Aircraft Carrier, panjangnya bisa mencapai 300 meter, bahkan lebih, yang mana bagian dek kapal tersebut diperuntukkan sebagai runway pesawat tempur. Dan di dalam lambungnya, dapat dijejali oleh tidak kurang dari 80 burung besi sekaligus dari berbagai tipe. 

Selain itu, kota terapung ini juga dilengkapi dengan berbagi fasum dan fasos ‘bak’ sebuah kota kecil untuk para awaknya, dari mulai asrama, kantin, kafe, klinik, lapangan olah raga, mini theater, hangar pesawat, dan bahkan minimarket.

Saat ini negara yang memiliki paling banyak kapal induk adalah Amerika dengan 10 buah Kapal induk super di atas 70 ribu ton dengan 1 buah kapal induk cadangan. Sementara Russia, China, Spanyol, Brazil, dan Perancis hanya memiliki masing-masing satu buah. Negara seperti Italia, India dan Inggris memiliki masing-masing 2 buah. Untuk kawasan Asia Tenggara, hingga saat ini baru Negeri Gajah Putih, Thailand yang memiliki Kapal Induk sebanyak 1 buah.

Kapal Induk USS Gerald Ford
Dari segi ukuran, di era ini, kapal induk USS Gerald Ford dari Kelas Nimitz adalah yang terbesar yang dimiliki angkatan laut negeri Paman Sam bernilai US$13 milyar atau sekitar Rp.173 trilyun. Dengan panjang dari anjungan hingga buritan 330 meter, kapal induk ini masuk ke dalam kategori Super-Carrier. Dalam konsensus angkatan laut, kapal induk dengan bobot di atas 70 ribu ton, dimasukkan ke dalam kategori Super-Carrier.

Kapal perang super bongsor tersebut, memiliki bobot 100 ribu ton lebih, sehingga untuk menjalankannya, USS Gerald Ford digerakkan oleh 2 buah reaktor nuklir, cukup untuk menjalankan kapal induk ini selama 20 tahun tanpa perlu re-fuelling.

Dengan tongkrongannya yang super masive ini, kapal induk mampu menampung 4.300 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 500-an perwira, termasuk komandan kapal, jajaran perwira kapal dan para pilot, sementara 3.800 orang lainnya adalah kru dari berbagai satuan, seperti kru Anjungan, kru pesawat tempur, flight control crew, para ABK, juru masak, tenaga administrasi, teknisi, tenaga medis, pasukan marinir dan lain sebagainya.

Jumlah pesawat yang diangkut, sebanyak kurang lebih 80 pesawat, baik jenis pesawat jet tempur, pesawat radar (AWACS), pesawat angkut logistik, dan helikopter. 

Selain itu, gudang makanan yang luas, tangki air yang besar dan segala kebutuhan hidup yang dapat dibawanya, membuat sebuah kapal induk mampu berlayar hingga 90 hari terus-menerus tanpa perlu bekal ulang (re-supply).

Setiap kapal induk selalu berada di dalam konvoi Gugus Tempur Pemukul (Carrier Strike Group/CSG). Kapal Induk selalu di dampingi oleh jajaran kapal penjelajah, kapal perusak, fregat, kapal logistik dan bahkan tidak jarang kapal selam pun ikut dalam grup tersebut.

Kapal Induk USS Nimitz
Walaupun pergerakan kapal Induk selalu dikawal oleh berbagai jenis kapal perang, namun dalam rangka melindungi aset-aset bernilai miliaran dollar yang berada di perut dan di atasnya, persenjataan yang ada di atas kapal induk ini terbilang lengkap. Tidak kurang dari persenjataan berupa rudal permukaan ke udara, permukaan ke permukaan, dan  torpedo anti kapal selam serta ditongkrongi oleh minimal 2 unit senapan mesin anti-serangan udara jarak dekat berkaliber besar jenis Phalanx CIWS kaliber 20mm.

Kapal Induk Charles de Gaulle Perancis
Selain kapal induk bongsor yang dimiliki negeri Paman Sam, masih banyak kapal-kapal induk lain yang ukurannya lebih kecil. Sebut saja kapal induk  milik Perancis, Charles de Gaulle.

Kapal induk andalan angkatan laut negeri Menara Eifel ini berbobot 42.500 ton. Dengan ukuran panjang 261,5 meter, kapal induk ini menjadi tempat tinggal bagi 1.950 Personil.

Kapal induk yang merupakan kapal induk bertenaga nuklir pertama dari 10 kapal induk yang pernah memperkuat jajaran angkatan laut Perancis ini, dapat membawa hingga 40 pesawat tempur dan helikopter. Charles de Gaulle sekaligus menjadi satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang dimiliki oleh negara selain Amerika Serikat.

Kapal induk Perancis memiliki karakteristik mengikuti kapal induk Amerika. Di mana landasan untuk mendarat dirancang menyudut alias tidak sejajar dengan badan kapal. Desain ini dibuat sebagai efek dari pesawat jet tempur yang dibawanya bukan dari jenis jet tempur berkemampuan Short Take Off & Vertical Landing (STOVL). Selain itu, kapal induk Amerika maupun Perancis diperlengkapi dengan ketapel bertenaga uap (Steam Catapult) yang digunakan untuk mendorong pesawat tempur pada saat take-off.

Lain halnya kapal induk kebanggaan Inggris, HMS Invincible, HMS Ark Royal, kapal-kapal ini memiliki landasan yang sejajar dengan badan kapal. Selain itu, pada anjungan kapal terdapat struktur Ski Jump untuk memperbesar daya angkat pesawat jet tempur pada saat lepas landas dengan cara ‘meloncat’.

HMS Invincible
Desain kapal induk milik Inggris dimungkinkan seperti itu karena pesawat yang dibawanya semua adalah dari jenis Harrier dan helikopter yang memiliki kemampuan STOVL.

Ukuran kapal induk Inggris jauh lebih kecil daripada yang dimiliki negara sekutunya, Amerika. Dengan bobot penuh sebesar 22.000 ton, kapal tersebut memilki panjang 230 meter. Kapal Induk yang pernah berdinas pada perang Malvinas tahun 1982 tersebut, diawaki oleh sekitar seribu personil. 

Tidak seperti kapal induk Amerika yang memuat banyak pesawat terbang, kapal induk Inggris ini hanya membawa total 22 pesawat yang terdiri dari 12 pesawat Jet Harrier dan 10 helikopter pada peperangan anti-kapal selam, atau kombinasi 18 pesawat tempur Jet Harrier dan 4 buah helikopter pada pertempuran di atas air.

HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales
Untuk saat ini Inggris hanya memiliki kapal induk pengangkut helikopter (Landing Heli Dock / LHD) dari jenis Amphibious Assault Ship, yaitu HMS Ocean berbobot 21.750 ton, mengingat semua kapal induknya sudah dinon-aktifkan alias decommisioned. Namun saat ini Inggris tengah membangun 2 buah kapal induk sekaligus dengan rancangan kembar, yaitu HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales. Direncanakan kedua kapal induk yang masing-masing berbobot 65 ribu ton tersebut akan mulai berdinas di tahun 2020.


dikompilasi dari berbagai situs @2017

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan memberikan komentar. Terima kasih.