Friday, June 23, 2017




Merebaknya isu virus Ransomware dengan nama Wannacry belakangan ini, telah membuat para pengguna internet di seluruh dunia merasa ketar-ketir. Ketakutan yang timbul dari menularnya virus ini adalah sebagai dampak dari penyalahgunaan sebuah tools yang dicuri dari kantor badan SIGINT negeri Paman Sam yang bernama National Security Agency (NSA). 


Badan intelijen sandi negara milik AS yang sekitar satu dasawarsa belakangan ini namanya mencuat di kancah dunia intelijen, sesungguhnya telah memiliki kiprah yang panjang dalam dunia spionase. Badan spionase sinyal elektromagnetik yang berdiri sejak 1947 pasca perang dunia ke-2 ini, namanya memang tidak sepopuler dan setenar badan sejawatnya, CIA. Jikalau CIA memiliki tugas dan fungsi yang menitik-beratkan pada unsur HUMINT (intelijen manusia) sebagai pemain utamanya, NSA ini mempunyai visi dan misi yang heavy-nya lebih ke arah SIGINT (intelijen sinyal).

Di era yang serba digital ini, tidak disangkal lagi bahwa NSA akan menjadi sebuah institusi yang lebih disegani ketimbang CIA. Hal ini karena secara alamiah badan yang banyak bersinggungan dengan dunia digital ini, akan lebih dipercaya oleh pimpinan sebuah negara dalam mengamankan informasi rahasia milik negara dan melakukan pengupasan informasi tersandi milik asing.

Kalau di masa perang dingin dulu, yaitu masa-masa antara pasca perang dunia ke-2 hingga tahun 1989, kiprah agen HUMINT lebih diperhitungkan di kancah dunia spionase karena lebih menarik untuk diberitakan, apalagi dituangkan ke dalam novel-novel kisah spionase, maka di era milinium ini, peran intelijen SIGINT kiranya akan lebih banyak dibicarakan ketimbang HUMINT.


Pengertian SIGINT jika diartikan secara bebas memiliki definisi berupa kegiatan pengumpulan informasi melalui media sinyal elektromagnetik. Sehingga semua jenis data yang dikumpulkan melalui segala jenis media komunikasi elektronik masuk ke dalam kategori SIGINT ini, termasuk penyadapan segala komunikasi, baik komunikasi telepon, telekomunikasi radio, internet, telepon selular, komunikasi satelit dll.

Orang sering tidak pas dalam memahami SIGINT ini, banyak yang berpendapat bahwa HUMINT adalah intelijen aktif sementara SIGINT masuk kategori intelijen pasif. Pendapat ini kurang tepat karena sesungguhnya, baik HUMINT maupun SIGINT sama-sama memiliki kegiatan intelijen aktif maupun pasif.

Seperti halnya pada SIGINT, kegiatan memata-matai lawan dengan melakukan kegiatan penyadapan pada jalur komunikasi telepon milik lawan adalah termasuk kegiatan intelijen aktif atau melakukan tindakan pengupasan berita-berita lawan yang terenkripsi adalah juga kegiatan intelijen aktif.

Di sisi lain, ketika agen HUMINT melakukan pengamanan sebuah safe house yang dijadikan markas operasi klandestin kemudian diberikan cover berupa sebuah perusahaan Biro Travel, maka kegiatan ini dimasukkan ke dalam kategori intelijen pasif.

Di Amerika Serikat, mengingat peran SIGINT yang sangat signifikan dimainkan oleh badan intelijen sandi-nya, kongres AS selalu mengucurkan dana yang jauh lebih besar terhadap NSA ketimbang CIA. Kongres AS sadar bahwa NSA memiliki tugas dalam mengelola peralatan penyadapan dan komunikasi yang super canggih, seperti satelit, super komputer, multiplatform communication, perangkat penyadapan dan mata-mata di internet, perangkat cyber weapon dll. Apalagi di era siber ini, kiprah NSA semakin memainkan peran sentral di panggung spionase dunia.

Kantor Pusat NSA, Fort Maede, Maryland
Sebut saja operasi klandestin yang dinamai Operasi Echelon, operasi tertutup yang dilakukan oleh 5 (lima) badan intelijen sandi dari negara besar, seperti NSA/ National Security Agency (AS), GCHQ/ Government Communication HeadQuarter (Inggris), CSE/ Communication Security Establishment (Kanada), ASD/ Australian Signal Directorate (Australia), dan GCSB/ Government Communications Security Bureau (Selandia Baru). Kelima negara tersebut menyandang istilah the Five-Eyes, yaitu negara-negara yang terikat dalam UKUSA Agreement dan saling bekerjasama dalam bidang SIGINT. Kelima negara tersebut dianggap paling maju dalam teknologi penginderaan digital untuk keperluan spionase sandi.

Grafik Operasi ECHELON
Dengan sejumlah satelit yang ditempatkan di orbit angkasa, operasi Echelon ini mampu melakukan penyadapan terhadap komunikasi di seluruh dunia. Kemudian hasil pengumpulan data intersepsi tersebut dikirimkan ke sebuah super komputer yang berada di dalam kompleks SIGINT yang terletak di titik pusat benua Australia yang disebut Pine Gap di negara bagian Alice Spring, Australia.

Fasilitas SIGINT, Pine Gap, Alice Spring, Australia
Di bawah supervisi ahli sandi dari NSA, semua data hasil intersepsi tersebut kemudian dipilah-pilah untuk selanjutnya dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian disampaikan ke level pimpinan-pimpinan negara yang tergabung dalam Five-Eyes tadi sebagai informasi intelijen.

Di antara data yang dipilah-pilah tersebut, salah satunya adalah komunikasi antara para komandan lapangan TNI-AD dengan para komandan di markas komando pasukan Indonesia ketika berkecamuknya konflik di Timor Timur. 

Dan yang paling baru adalah operasi penyadapan terhadap komunikasi telepon seluler yang digunakan Presiden SBY di sekitar tahun 2009 yang baru terungkap tahun 2012 setelah dibocorkan seorang kontraktor NSA bernama Edward Joseph Snowden melalui Wikileaks nya.

Sepenggal Sejarah Sandi Negara

Dengan segudang aktivitas intersepsi yang dilakukan oleh badan-badan intel sandi negara Amerika dan para sekutunya, sebenarnya itu semua berawal dari sebuah kegiatan menyembunyikan berita rahasia. Istilah penyembunyian berita rahasia ini adalah apa yang disebut sebagai kegiatan penyandian atau enkripsi. Kemudian proses membukanya disebut proses dekripsi.

Ilmu sandi atau yang lebih populer disebut sebagai Kriptografi ini, sudah ada sejak jaman kerajaan Yunani. Seiring perkembangan jaman, teknik penyembunyian berita rahasiapun semakin berkembang pesat. Hingga memasuki era teknik telekomunikasi menggunakan media sinyal elektromagnetik dengan alat Morse, maka dimulailah kegiatan penyadapan atau intersepsi.

Mesin Sandi ENIGMA milik NAZI
Masa keemasan perang sandi adalah ketika pecah perang dunia ke-2. Di mana pada saat itu, keberhasilan pasukan sekutu mencuri mesin sandi andalan Nazi yang disebut mesin sandi Enigma, menjadi tonggak sejarah keberhasilan pengupasan kode Nazi oleh Sekutu.

Hingga kini, NSA dianggap menjadi ujung tombak organisasi intel sandi dunia. Belum ada sebuah negara yang dapat menyaingi keberhasilan NSA dalam hal penyadapan dan pengupasan sandi. Disebutkan dalam sebuah literatur, bahwa jumlah pegawai NSA ada belasan ribu orang, terdiri dari para ahli matematika, ahli bahasa, ahli komputer dan beberapa disiplin ilmu lain.

Belum lagi peralatan komputernya. Disebutkan pula bahwa jika seluruh komputer yang digunakan di kantor pusat NSA di Fort Maede, Maryland, dikumpulkan dalam suatu berisan, maka akan menutupi dua buah lapangan bola. Sehingga tidak heran jika sekecil apa pun informasi yang ada di permukaan bumi ini, tidak akan luput dari pemantauan NSA. Memang terkesan ‘lebay’, tapi yaa itulah kenyataannya.

Sejumlah negara yang memilki badan sandi, umumnya memiliki visi dan misi yang hampir sama. Umumnya mereka bertumpu pada 2 buah misi utama, yaitu Melakukan Penjaminan Keamanan Informasi Rahasia milik Negara (Information Assurance), dan Melakukan Pengupasan Pesan Sandi negara Asing (Code Breaking, Cryptanalysis atau SIGINT).

Jika Amerika memiliki NSA yang menjadi andalannya, di tanah air, kita punya Lembaga Sandi Negara (LSN atau Lemsaneg). Badan intel sandi andalan Indonesia ini sesungguhnya telah berkiprah di dunia persandian setahun setelah Indonesia merdeka, yaitu tahun 1946. Dengan pendirinya bernama Mayor Jenderal (Purn) Roebiono Kertopati, LSN telah memberikan sumbangsih besar terhadap pertahanan dan keamanan ibu pertiwi. 

Namun karakteristiknya yang sangat tertutup, tidak banyak yang dapat digali dari badan sandi negara SIGINT milik Indonesia ini. Organisasinya yang dinilai sangat tertutup ini mengesankan wajah 'sangar' terhadap pihak awam di Tanah Air. 

Orang-orang yang bekerja di bawah payung SIGINT Indonesia ini diperoleh dari serangkaian seleksi perekrutan yang sangat ketat. Dan setelah diterima untuk menjalankan pendidikan, masa-masa pendidikan pun akan lebih ketat lagi, sehingga disebutkan bahwa para lulusannya adalah yang terbaik dan memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Hal ini sangat logik, karena SDM sandi negara di manapun di dunia ini, akan berhadapan dengan tantangan yang sangat beragam, bukan hanya menghadapi teknologi digital di depan komputer, tetapi para personil sandi negara ini pun harus mampu pula beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi di lapangan, di antaranya adalah dalam memperkuat informasi militer, informasi keamanan operasi di lautan dan melindungi kemanan informasi diplomasi sebuah negara.

Alat Sadap sederhana (Bug)
Ada berbagai macam teknik dan taktik dalam menjalankan operasi SIGINT, di antaranya adalah melakukan penyadapan pada jalur komunikasi lawan, menempatkan peralatan penginderaan yang di arahkan ke suatu titik di mana titik tersebut merupakan lokasi perbincangan orang-orang yang menjadi target operasi.

Dari sisi kita sebagai target operasi SIGINT lawan, maka ada sejumlah kegiatan untuk menangkal operasi tersebut, kegiatan ini disebut kegiatan Kontra SIGINT, atau Kontra Penginderaan. Salah satu kegiatan Kontra Penginderaan adalah dengan menempatkan peralatan Jamming Gelombang Elektromagnetik. 

Alat Deteksi adanya alat penyadap


Selain itu dikenal pula perangkat pendeteksi keberadaan peralatan penyadap yang dipasang lawan untuk mencegah lawan memperoleh informasi percakapan seorang pimpinan. Di beberapa surat kabar diberitakan bahwa ruang kerja Duta Besar Indonesia di negara-negara sahabat sering menjadi sasaran pemasangan alat penyadap (bug) oleh pihak-pihak lawan.


dikompilasi dari berbagai sumber oleh Tim Zona Pertahanan @2017

1 comment:

Silahkan memberikan komentar. Terima kasih.