Saturday, May 27, 2017



Kapal Perang jenis Frigate
Luas laut Indonesia adalah dua-per-tiga dari seluruh luas wilayah negara. Maka seyogyanya lah, kita sebagai bangsa bahari, berjaya di laut. Dan untuk mendukung kejayaan maritim Indonesia tersebut, sudah selayaknya jika bangsa Indonesia memiliki Angkatan Laut yang tangguh dan diperkuat dengan barisan Kapal-Kapal perang yang selalu siap tempur kapan pun dibutuhkan.



Dikutip dari beberapa laman di dunia siber, disebutkan bahwa dalam inventori TNI-AL kita, tercatat tidak kurang dari 151 kapal perang berlayar di perairan NKRI dalam rangka menjaga teritorial Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk kapal-kapal patroli cepat yang ukurannya 36 meter ke bawah yang jumlahnya lebih dari 300-an.

Lantas, mungkin kita sering bertanya-tanya, apa sih perbedaan nama-nama kapal perang. Kan ada kapal induk, kapal penjelajah, kapal perusak, fregat, korvet, kapal patroli dan lain-lainnya, bahkan masih banyak lagi, toh mereka semua itu kapal perang. 

Pertanyaan tersebut wajar kita tanyakan, mengingat bahwa pengistilahan ini umumnya hanya dipahami oleh mereka yang berdinas di TNI-AL.


Untuk itu, Tim Zona Pertahanan akan mengulas tentang klasifikasi kapal perang yang menjadi istilah umum di jajaran angkatan laut di dunia dilengkapi dengan perbandingan dan fungsinya masing-masing. Hal ini dalam rangka mengedukasi diri kita dan menambah pemahaman kita terhadap dunia bahari.

Untuk lebih mendekatkan kepada pemahaman para pembaca, pengklasifikasian kapal perang berikut ini disesuaikan dengan kondisi terkini sesuai dengan karakteristik umum. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi pertempuran laut semakin hari semakin lethal dan destruktif. 

Di mana selama kurun waktu satu abad belakangan ini, telah terjadi peningkatan kapabilitas kapal perang yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi pertempuran laut. Sehingga dari sisi pengklasifikasian kapal perang pun telah terjadi pergeseran makna yang cukup signifikan.

Pengkategorian kapal perang tidak selalu sama antara satu negara dengan negara lainnya. Belum lagi persenjataan yang dibawanya, sangat disesuaikan dengan doktrin militer dan anggaran yang dimiliki oleh sebuah negara.

  • Kapal Penjelajah (Cruiser)

Kapal Penjelajah atau Cruiser, adalah kapal perang multi-peran yang misi utamanya adalah sebagai pusat komando dalam sebuah Satuan Gugus Tempur Laut. Walaupun berfungsi sebagai pusat komando, Kapal Penjelajah ini pun dilengkapi dengan berbagai persenjataan sehingga dapat melindungi dirinya dan satuan yang dikawalnya.

Kapal perang berukuran monster ini, pada umumnya memiliki bobot mati sekitar 10.000 – 15.000 ton, bahkan terkadang lebih. Dalam inventori pertahanan lautnya, Amerika tercatat memiliki 22 buah kapal penjelajah, salah satunya adalah USS Bunker Hill (CG-52).
USS Bunker Hill (CG-52)
Saat ini TNI-AL tidak memiliki satu pun Kapal Penjelajah, sebagaimana dikutip dari situs Wikiwand. Namun negeri maritim ini pernah memiliki sebuah Kapal Penjelajah di era pemerintahan Soekarno, yaitu KRI Irian. Sebuah kapal perang yang dibeli dari negeri Beruang Merah. 

Kapal perang super bongsor ini cukup membuat nyali Kerajaan Belanda ‘ciut’ untuk tetap bercokol di bumi Papua Barat, pada masa Operasi Trikora tahun 1963.

Kapal perang jenis Penjelajah ini, umumnya memiliki panjang sekitar 150 hingga 200 meter, kadang lebih. Dengan ukuran lambung yang sangat besar, dimungkinkan membawa tidak kurang dari 400-an awak, termasuk Perwira serta kru Bintara dan Tamtama.

Persenjataan yang dibawa antara lain adalah Rudal permukaan-ke-udara dan permukaan-ke-permukaan seperti Rudal RGM-84 Harpoon, Rudah BGM-109 Tomahawk utk target jarak sedang atau jauh, torpedo tipe MK-32 12.75 inch untuk menghajar kapal selam lawan. Selain itu, ada pula senapan mesin berat anti-rudal dan anti-pesawat tipe Phalanx CISW 20mm

Lebih dari itu, kapal ini dibekali pula dengan hangar dan helipad untuk 2 buah helikopter.

  • Kapal Perusak (Destroyer)

Kapal Perusak atau Destroyer, adalah kapal perang yang mengemban misi utama melakukan pengawalan kapal perang yang lebih besar dalam sebuah iring-iringan satuan gugus tempur laut. Selain daripada itu, Kapal Perusak dibekali kemampuan untuk melakukan pertempuran dalam rangka menghancurkan sasaran, baik di permukaan laut, di udara dan di bawah air.
 
Untuk mensukseskan amanah yang diembannya, maka sesuai dengan namanya, kapal perusak dilengkapi dengan rupa-rupa tipe persenjataan perusak arsenal musuh, baik rudal untuk menghancurkan pesawat, rudal jarak jauh untuk melumat sasaran di darat, torpedo untuk menghancurkan kapal perang dan kapal selam musuh. 

Bahkan beberapa negara pemilik senjata nuklir, seperti Amerika dan Rusia, Kapal Perusak dilengkapi pula dengan rudal berhulu ledak nuklir.

Tongkrongan Kapal Perusak sedikit di bawah Kapal Penjelajah. Biasanya memiliki bobot mati antara 8.000 sampai 10.000 ton. Dengan panjang 150 meter dari haluan hingga buritannya, dimungkinkan Kapal Perusak membawa tidak kurang dari 300-an awak, baik Perwira maupun kru Bintara dan Tamtama.

Dalam jajaran arsenalnya, Negeri Paman Sam saat ini tercatat memiliki tidak kurang dari 63 Kapal Perusak, salah satu di antaranya adalah USS Arleigh Burke
USS Arleigh Burke

Selain dilengkapi dengan sederet peralatan elektronik untuk mendeteksi posisi musuh, seperti radar dan sonar dari berbagai konfigurasi, USS Arleigh Burke juga dilengkapi dengan persenjataan. 

Persenjataan tersebut hampir sama dengan yang dibawah oleh Kapal Penjelajah yang antara lain adalah Rudal permukaan-ke-udara dan permukaan-ke-permukaan seperti Rudal RGM-84 Harpoon, Rudal BGM-109 Tomahawk utk target jarak sedang atau jauh, torpedo tipe MK-32 12.75 inch untuk menghajar kapal selam lawan. 

Selain itu, ada pula senapan mesin berat anti-rudal dan anti-pesawat tipe Phalanx CISW 20mm, senapan mesin Chain Gun 20 mm serta senapan Mesin kaliber 12,7mm. Untuk penyelematan di laut maupun untuk pengintaian kapal selam musuh, kapal ini dibekali pula dengan 2 buah helikopter.

  • Kapal Fregat (Frigate)

Kapal Fregat atau Frigate, adalah jenis kapal perang yang memiliki misi utama untuk melakukan pengawalan konvoi  kapal-kapal perang dalam satuan gugus tempur dan melakukan pengintaian. Namun Kapal Fregat dapat pula melakukan pertempuran laut maupun misi penjelajahan samudra secara mandiri sehingga banyak negara membutuhkan kapal jenis ini untuk menjaga titik-titik terluar dari wilayah perairannya.


Kapal Fregat disebut-sebut sebagai versi 'murah-meriah' dari Kapal Perusak. 

Sedikit berbeda dengan Kapal Penjelajah dan Kapal Perusak dalam suatu Satuan Gugus Tempur, Kapal Fregat ini harus mampu melakukan manuver yang dibutuhkan untuk mengawal kapal perang yang lebih besar dalam kelompoknya.

Sesuai dengan rancangannya, sistem persenjataan pada Kapal Fregat ini lebih sedikit ketimbang kapal perusak. Kapal jenis ini juga pada umumnya tidak dilengkapi dengan rudal maupun meriam kaliber besar. Ini karena dia didesain untuk dapat melesat dengan kecepatan tinggi dan dapat bermanuver lincah untuk menghindari bidikan lawan.

Perawakannya tidak sebesar Kapal Perusak tetapi lebih bongsor dari Kapal Korvet. Bobot mati Kapal Fregat sangat bervariasi, yaitu antara 2.000 sampai 8.000 ton. Dengan panjang sekitar 100 - 130 meter, Kapal Fregat dapat diawaki oleh 200-an orang personil.

Sesuai dengan rancangannya yang dapat bertempur di sekitar pesisir maupun di laut lepas, Kapal Fregat dilengkapi dengan  cannon, rudal anti-udara, rudal permukaan-ke-permukaan, dan torpedo. 

Saat ini jajaran Angkatan Laut Indonesia memiliki 7 buah Kapal dari jenis Fregat. Yang paling canggih adalah KRI R.E. Martadinata dari kelas Sigma.

KRI R.E. Martadinata
Kapal Fregat kelas Sigma memiliki panjang 105 meter dengan lebar 14 meter. Dengan bobot 2,365 ton, kapal ini mampu mencapai kecepatan maksimum 28 knots (52 km/jam) dan jarak jelajah sejauh 6.700 km. 

Bahkan dengan kecepatan ekonomis di 14 knot (26 km/jam), mampu berlayar sejauh 8.900 km. Itu artinya KRI RE Martadinata ini dapat berlayar dari Teluk Jakarta hingga Merauke pulang-pergi, tanpa perlu re-fuelling.

Selain itu Kapal Fregat yang menjadi andalan TNI-AL ini, diperlengkapi pula dengan berbagai radar dan peralatan sonar dari berbagai konfigurasi. Bukan itu saja, kapal tersebut dilengkapi pula dengan sistem telekomunikasi canggih, termasuk sistem komunikasi satelit.

Untuk armament-nya, Kapal Fregat Sigma ini, dibekali dengan meriam kaliber 76 mm, auto-cannon 20mm, rudal anti-udara, rudal anti-surface jenis Exocet, serta torpedo. Selain itu kapal ini juga difasilitasi dengan hangar dan helipad.
  •  Kapal Korvet (Corvette) 
Kapal Korvet atau Corvette, adalah kapal perang yang bertugas melakukan patroli lepas pantai atau pesisir, dan memiliki kemampuan melakukan pertempuran jarak dekat. Ukurannya lebih kecil daripada Kapal Fregat namun lebih besar dari pada Kapal Patroli. 

Kapal Korvet ini mampu melakukan operasi sergap dan serbu secara mandiri serta dapat bermanuver lincah di antara pulau-pulau dan perairan dangkal untuk melakukan pengejaran dan penyergapan terhadap kapal-kapal para penyusup.

Bobot mati kapal fregat sangat bervariasi, yaitu  antara 500 – 2.000 ton. Dengan panjang sekitar 50 - 120  meter dari haluan hingga buritan, Kapal Korvet diawaki oleh 40 - 75-an personil.

Persenjataan yang melengkapi Kapal Korvet biasanya adalah persenjataan dari ukuran medium dan senjata berkaliber sedang maupun kecil. Walaupun kecil, Kapal Korvet tetap dilengkapi dengan helipad untuk sebuah helikopter, namun biasanya tanpa dilengkapi hangar.

Dikutip dari situs Wikiwand, tercatat bahwa saat ini TNI-AL diperkuat oleh 24 buah Kapal Korvet., salah satunya adalah KRI Diponegoro dari Klas Sigma. 
KRI Diponegoro

Khusus untuk Sigma Class, persenjataan yang dibawa oleh Kapal Fregat dan Kapal Korvet hampir sama. 

Dengan bobot 1.692 ton, KRI Diponegoro memiliki panjang 90 meter dan lebar 13 meter. Sama dengan abangnya di kelas Fregat, Kapal Korvet ini mampu melesat dengan kecepatan maksimum 52 km/jam. 

Namun dengan ukuran yang sedikit lebih kecil, kapal ini diawaki oleh sekitar 80 orang personil.
Untuk persenjataan yang dibawa KRI Diponegoro, merupakan ‘copas’ dari Fregat R.E. Martadinata. Yaitu meriam kaliber 76 mm, auto-cannon 20mm, rudal anti-udara, rudal anti-surface jenis Exocet, serta torpedo. Selain itu kapal ini juga difasilitasi dengan hangar dan helipad. Namun untuk Korvet lainnya, seperti KRI Bung Tomo, tidak dilengkapi dengan hangar.

Yang unik dari kapal perang kelas ini adalah bahwa negara adi daya Amerika, tidak memiliki satu pun Kapal jenis Korvet. Usut punya usut kenapa negara sebesar Amerika tidak memiliki Kapal Korvet adalah ternyata terkait masalah penamaan atau pengistilahan. 

US NAVY atau Angkatan Laut Amerika menyebut Kapal Korvet sebagai Kapal Tempur Pesisir (Littoral Combat Ship). Jikalau ini yang dimaksud, maka Amerika sesungguhnya telah diperkuat oleh 8 buah Kapal di kelas ini. Lho kok hanya 8 biji? setelah dikorek-korek lagi, ternyata untuk urusan patroli pesisir, sudah ada kesatuan selain Angkatan Laut yang mengurusinya, yaitu US Coast Guard, atau Pasukan Penjaga Pantai

US Coast Guard inilah yang mengoperasikan kapal-kapal seukuran Kapal Korvet yang dalam istilah satuan penjaga pantai disebut Cutter Boat atau Cutter saja. Namun persenjataan yang dibawanya dikhususkan untuk menghentikan kapal penyusup atau para penyelundup, seperti meriam Bofors dan senapan mesin 20mm. Sehingga kapal US Coast Guard tidak dilengkapi rudal yang serba canggih untuk menghancurkan kapal maupun pesawat musuh. 

Walau demikian toh persenjataan penangkis serangan udara kapal milik US Coast Guard tetap bertengger di atas deknya untuk membuat 'jiper' musuh yang mencoba mengganggu wilayah perairannya.

Matriks Perbandingan Kapal Perang

Beberapa catatan Penting :

Pada tahun 1975, negeri Paman Sam melakukan re-klasifikasi terhadap kategori kapal-kapal perangnya. Re-klasifikasi ini dilakukan untuk menyesuaikan klaifikasi kapal perang dengan perkembangan teknologi pertempuran laut saat itu.

Selain itu, bahwa semenjak berakhirnya perang dingin di tahun 90-an, batas perbedaan klasifikasi kapal perang semakin ‘samar’, atau tidak begitu pasti.

Lain pengklasifikasian kapal perang oleh Amerika, negera Beruang Merah pun memiliki cara tersediri dalam pengklasifikasi arsenal lautnya tersebut. Sehingga, umum terjadi bahwa sebuah kapal perang yang oleh Amerika disebut sebagai Kapal Fregat, namun oleh Rusia disebut sebagai Kapal Perusak.

Pada akhirnya kita perlu pahami bersama, dengan dipengaruhi oleh doktrin dan kapabilitas militer, kondisi ekonomi, politik serta situasi geografis sebuah negara, dimungkinkan klasifikasi Kapal Penjelajah di suatu negara, dianggap sebagai Kapal Perusak bagi negara lainnya. Sehingga intinya adalah bahwa belum ada patokan yang seragam dalam pengklasifikasian kapal perang di antara negara-negara berkekuatan tempur laut.



Dikompilasi dari berbagai sumber oleh Tim Zona Pertahanan @2017

1 comment:

  1. bagus infonya Gan.... jadi tau perbedaannya... lanjut gan

    ReplyDelete

Silahkan memberikan komentar. Terima kasih.