Saturday, August 12, 2017



00503 00812 22420
Kiranya tidak ada seorang pun agen mata-mata di dunia nyata yang mendekati kizah James Bond lebih dari pada kisah nyata seorang Sidney Reilly.
Ia seorang spymaster yang telah mengalami berbagai peristiwa yang membuat adrenalin manusia bergejolak.

Sidney Reilly banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara, menyusup ke garis belakang musuh, menggunakan keahliannya dalam menyamar dan memperdaya musuh dan tentu satu lagi, merayu wanita sebagai bagian dari misi rahasianya.


Tokoh spionase yang multi talenta ini, telah menjadi inspirasi seorang penulis Ian Fleming sehingga ‘ruh’nya kembali dihidupkan melalui sosok James Bond, agen 007 dari MI-6 negeri Inggris. Tidak mengherankan jika perangai dan perilaku James Bond sangat mendekati sang spymaster, Sidney Reilly. Hal tersebut dikarenakan ketika akan menulis novel James Bond, Ian Fleming terlebih dahulu membaca laporan-laporan yang dibuat oleh agen MI-6 tentang Sidney Reilly.


LATAR BELAKANG KEHIDUPAN


Dilahirkan dengan nama Zigmund Markovich Rosenblum pada 24 Maret 1874 dari keluarga kaya Polandia-Yahudi di kota Odessa yang pada saat itu menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia. Namun asal-usul Sidney Reilly sebenarnya masih diperdebatkan oleh beberapa kalangan.


Bahkan sempat dikatakan bahwa ia adalah seorang anak hasil perselingkuhan antara ibunya dengan seorang dokter Yahudi Rusia bernama dr. Mikhail Abramovich Rosenblum.


Karena saat itu di rusia berkembang pemahaman anti-semitik, Reilly memutuskan untuk berpetualang ke Amerika Selatan dengan cara menjadi penumpang gelap sebuah kapal yang menuju Brazil.


Di Brazil Reilly bekerja sebagai tenaga kasar, sebagai petani perkebunan, pekerja konstruksi jalan, dan sebagai juru masak.

Profesi juru masak inilah menjadi pintu masuk karirnya sebagai seorang agen spionase.


Ketika itu, Reilly berpura-pura sebagai masyarakat Brazil dengan nama Pedro. Suatu ketika penduduk asli Brazil menyerang sebuah tim ekspedisi intelijen Inggris di hutan Brazil di mana Reilly menjadi salah seorang juru masak bagi tim ekspedisi tersebut. 


Dalam konflik dengan penduduk asli tersebut, Reilly sempat meraih sebuah pistol milik seorang perwira Inggris dari tim ekspedisi tersebut dan dengan satu tangannya menembakkan pistol tersebut tepat mengenai si penduduk asli yang menyerang rombongan ekspedisi tersebut. Dengan aksinya ini, Reilly berhasil menyelamatkan para anggota ekspedisi.


Salah seorang dalam grup ekspedisi adalah seorang agen rahasia Kerajaan Inggris bernama Mayor Charles Fothergill. Agen Inggris ini memberikan uang sejumlah 1.500 Poundsterling sebagai penghargaan atas jasa Sidney. 


Mengetahui latar belakang Reilly yang bukan benar-benar orang Brazil, sang Agen Inggris ini mengatur pengurusan pasport bagi Reilly dan membantu Reilly untuk masuk ke negeri Inggris.


Di Inggris lah nama Sidney mulai ia pakai menggantikan nama Zigmund.

Secara fisik, Sidney Reilly memang seorang yang charming, good looking dan mudah bergaul dengan semua kalangan.


Ia fasih berbahasa Rusia, Inggris, Portugis, Jerman, Polandia, Perancis, dan sedikit Jepang dan beberapa bahasa lainnya. Keahlian dalam menggunakan bahasa asing membuatnya mudah melakukan perjalan ke berbagai negara dan melakukan penyamaran.


Sejak 1896, Sidney bekerja sebagai agen freelance dinas rahasia Inggris. 


Pada 1904, oleh Dinas Rahasia Inggris, Secret Intelligence Service (SIS), ia ditempatkan di Rusia ketika gejala perang Russo-Japanese mulai terasa.


Ia kerap melakukan perjalanan ke Asia Timur Jauh untuk memberikan informasi berklasifikasi kepada Kekaisaran Jepang dalam melawan tentara Rusia. Sejak saat itu, Reilly bekerja sebagai Agen Ganda, untuk Kerajaan Inggris dan untuk Kekaisaran Jepang dan ia ditempatkan di Rusia.


Kemudian Reilly kembali ke Rusia untuk menjadi agen bagi Kekaisaran Tzar, sehingga ia menjadi agen multi untuk tiga negara, Inggris, Rusia dan Jepang.


Hal yang unik dari Reilly adalah kemampuannya memperoleh informasi berklasifikasi A-1 (dapat dipercaya) langsung dari sumbernya. Selain itu ia pun pandai menciptakan misinya sendiri.


Di Rusia, Reilly tinggal di kota besar St. Petersburg dengan gaya hidup ciri James Bond. Seperti misalnya ia tinggal di sebuah apartemen mewah, mengkoleksi benda-benda seni harga tinggi dan bergaul dengan klub-klub eksklusif di sana.


Menjelang perang dunia ke-I, Kerajaan Inggris sadar bahwa sangat penting memiliki informasi militer dan pertahanan dari Jerman. Hingga Dinas Rahasia Inggris mengirim Reilly ke Jerman dengan suatu misi untuk mencuri rancangan jenis senjata yang dibuat oleh pabrik senjata di Jerman.


Reilly menyamar sebagai pekerja las dari sebuah galangan kapal di wilayah Baltic dan tiba di kota Essen Jerman pada 1909 dengan nama samaran Karl Hahn. 


Semasa bekerja di pabrik senjata di kota Essen ini, ia menggunakan kesempatan untuk mencuri dokumen rancangan senjata dengan cara menyusup ke sebuah ruangan tempat rancangan senjata dimaksud disimpan.


Aksinya itu sempat ketahuan oleh penjaga pabrik. Ia bertarung dengan penjaga dan berhasil membunuh dua orang penjaga sebelum kabur ke sebuah safe house di kota Dortmund. 


Namun ada versi cerita lain yang menyebutkan bahwa Reilly hanya mencekik penjaga hingga pingsan tanpa membunuhnya.


Dari Dortmund ini, ia kirim rancangan senjata Jerman ke Inggris yang ia sobek menjadi 4 bagian dan dikirim secara terpisah. Cara ini ia lakukan agar jika satu bagian yang dikirim ketahuan pihak Jerman, maka ketiga bagian lainnya masih bisa sampai kepada MI-6 di Inggris.


Beberapa waktu selanjutnya, dengan keahliannya, ia memperoleh pekerjaan pada sebuah perusahaan produsen pembuat kapal Jerman yang akan dijual ke Rusia. Posisinya tersebut tidak disia-siakan olehnya untuk mencuri blueprint dan rancangan spesifikasi teknis kapal perang terbaru milik Jerman yang akan digunakan pada perang yang sebentar lagi pecah.


Pekerjaan di perusahaan Jerman tersebut tentunya menimbulkan kecurigaan dari pihak dinas rahasia Inggris di mana Reilly seharusnya mengabdi. Ketika ia diinterogasi terkait aktivitasnya untuk pihak Jerman dan memperoleh uang atas kegiatannya sementara statusnya masih menjadi agen rahasia Kerajaan Inggris, ia dengan entengnya hanya mengatakan bahwa hal itu ia lakukan secara patriotik dan semata-mata untuk menghemat anggaran Inggris karena seharusnya ia dibayar dengan gaji yang tinggi.


Ketika Perang Dunia ke-1 pecah, ia bekerja untuk pemerintah Rusia dan bahkan untuk pemerintah Amerika. Reilly bekerja untuk pihak Amerika dalam menyediakan amunisi baik untuk Rusia maupun Jerman.


Di tahun 1917, ia kembali aktif sebagai agen Inggris dan diterjunkan ke garis belakang Jerman. Ia berhasil melakukan infiltrasi ke dalam tubuh markas komando tertinggi Jerman. Reilly bahkan menyamar sebagai perwira tinggi Jerman dan hadir pada rapat-rapat perwira tingkat tinggi dan berhasil memperoleh informasi tentang rencana-rencana penentuan strategi pertempuran di mana Perang Dunia ke-I kala itu disebut sebagai Trench Warfare (peperangan parit).


Ketika gerakan Bolsheviks muncul pada April 1918, suatu gerakan yang dipimpin oleh tokoh komunis Lenin yang bertujuan menggulingkan kekuasaan Tsar Romanov II, atas perintah dari Dinas Intelijen Inggris, Reilly dikirim ke Moskow. Ia ditugasi untuk membunuh Lenin atau menggagalkan rencana pembentukan pemerintahan Bolsheviks.

Namun plot pembunuhan tersebut tercium oleh polisi rahasia Rusia, Cheka. Reilly, sebagaimana diceritakan, berhasil lolos berkali-kali dari pengejaran Cheka.


Di tahun 1925, melalui sebuah rencana yang dibuat oleh organisasi polisi rahasia Uni Soviet, OGPU, Reilly berhasil dijebak dan akhirnya ditangkap. Tidak lama setelah penangkapannya, pada 5 November 1925, di luar kota Moskow, Reilly harus menerima kematiannya diujung peluru sebuah regu tembak di bawah OGPU. 





0 komentar:

Post a Comment

Silahkan memberikan komentar. Terima kasih.